MICRROARRAY
A.
Latar
Belakang
Seluruh gen manusia telah berhasil ditentukan
urutan nukleotidanya. Persoalan yang kini dihadapi oleh para ahli biologi
molekuler adalah melakukan analisis dan menentukan
struktur dan fungsi gen serta pemetaan hubungan gen satu dengan lainnya.
Analisis ini sangat bermanfaat untuk mengenali lebih jauh mengenai proses normal
biokimia dan fisiologi yang terjadi di dalam tubuh manusia dan organisme lainnya. Analisis ini juga akan dapat membantu manusia untuk mengenali keadaan patologis
seseorang serta dapat memperkirakan proses tanggapannya terhadap adanya rangsang
dari luar, misalnya terhadap pemberian obat. Pemahaman tentang sistem kesehatan yang didasarkan pada analisis genomik saat ini telah melahirkan
suatu cabang disiplin ilmu baru yang
dinamakan Farmakogenomik. Salah satu teknologi utama yang digunakan untuk
pengembangannya adalah DNA microarray.
B.
Definisi
Microarray
Micoarray merupakan chip yang
berukuran kecil yang terbuat dari lempengan kaca yang berisi ribuan bahkan
puluhan ribu macam gen dalam bentuk fragmen DNA yang berasal dari penggandaan
cDNA. Fragmen DNA yang memuat gen tersebut dapat mengenali gen dalam suatu
sampel jaringan yang dianalisis. Pola ekspresi suatu gen dalam jaringan yang berbeda
pun juga dapat diamati dengan menggunakan teknik ini.
Sebenarnya prinsip kerja dari microarray
adalah mengukur jumlah hibridisasi mRNA pada cDNA dalam chip tersebut. Pada
umumnya analisis dengan menggunakan microarray menggunakan dua sampel yang
berbeda, misalnya sel kulit normal dengan sel kanker kulit. Kedua sampel
tersebut diisolasi mRNA-nya dan kemudian diletakkan dalam chip microarray.
Kemudian chip tersebut diberi penanda radioaktif untuk menghasilkan warna
fluorosens setelah dilakukan scanner yang terhubung dengan komputer. Kemudian
komputer akan menganalisis kedua sampel tersebut berdasarkan pola warna yang
ada.
Meskipun semua sel dalam tubuh
manusia mengandung materi genetik yang identik, namun gen yang sama tidak aktif
dalam setiap sel. Belajar gen mana yang aktif dan mana yang tidak aktif dalam
tipe sel yang berbeda membantu para ilmuwan untuk memahami bagaimana kedua
sel-sel ini berfungsi secara normal dan bagaimana mereka terpengaruh ketika
berbagai gen tidak melakukan dengan benar. Di masa lalu, para ilmuwan hanya
mampu melakukan analisis genetik pada beberapa gen sekaligus. Bagaimanapun,
dengan perkembangan teknologi DNA microarray, sekarang para ilmuwan dapat
memeriksa bagaimana ribuan gen aktif pada waktu tertentu.
Untuk melakukan analisis probe dengan menggunakan
teknik microarray terdiri dari beberapa tahapan, antara lain:
1. Mengumpulkan sel atau jaringan
yang akan dianalisis
2. Isolasi mRNA dengan menggunakan
primer poly-T
3. Membuat cDNA yang diberi
fluoresens
4. Hibridisasi
5. Pembacaan dengan menggunakan
laser
C. Kegunaan
Microarray
Aplikasi microarray
banyak digunakan dalam deteksi kanker, dimana sen kanker mengalami abnormalitas
dalam mengekspresikan gennya. Teknologi ini juga memungkinkan untuk mengetahui
tahapan perkembangan sel kanker dengan melihat level ekspresinya terhadap probe
spesifik yang telah terdapat pada chip microarray. Dalam analisis ini digunakan
sampel DNA normal dan DNA kanker atau tumor. Kedua jenis DNA ini kemudian
diamplifikasi dan masing-masing diberi pewarna fluorescent yang berbeda satu
sama lain. Pada contoh yang ditampilkan, DNA normal diberi warna hijau, dan DNA
tumor memiliki warna merah. Setelah proses hibridisasi, tiap DNA akan
memancarkan cahaya sesuai dengan zat warna yang dibawa masing-masing. Bila DNA
membawa ekspresi normal dan tumor, maka akan muncul wana lain, seperti kuning.
Namun bila tidak ada DNA yang mampu melakukan hibridisasi dengan probe, pewarna
tidak terekspresi dan terlihat berwarna hitam. Warna tersebut kemudian dibaca
oleh detektor dan diubah menjadi data grafik sehingga dapat dianalisis secara
kuantitatif.
D. Tujuan
DNA microarray
·
Mendeteksi RNA (paling sering
sebagai cDNA setelah transkripsi balik) yang mungkinatau tidak akan
diterjemahkan menjadi protein.
·
Mampu menganalisis ekspresi seluruh
gen yang terdapat didalam sel manusia sehinggamembantu manusia dalam melakukan
identifikasi seluruh sifat yang melekat padaseseorang.
·
Membantu dalam identifikasi gen
baru, mengetahui tentang fungsi dan tingkat ekspresimereka dibawah kondisi yang
berbeda.
·
Membantu manusia dalam memonitoring,
mendiagnosa, dan memprediksi suatu penyakit.
E. Jenis DNA Microarray
Ada banyak jenis array dan dengan berdasarkan perbedaan pengaturan
spasial pada suatu permukaan yang dikodekan:
1. Tradisional fase padat-array
yaitu kumpulan teratur mikroskopis "spot", yang disebut
fitur, masing-masing dengan probe yang spesifik yang melekat pada permukaan
padat seperti kaca, plastik atau silicon biochip (umumnya dikenal gen chip,
genom chip, chip DNA atau gen array).Ribuan dari mereka dapat ditempatkan di
lokasi yang dikenal pada satu DNA microarray.
2. The alternative bead array
yaitu kumpulan mikroskopis polystyrene bead, masing-masing dengan probe
yang spesifik dan rasio dari dua atau lebih pewarna, yang tidak mengganggu neon
pewarna yang digunakan dalam sekuens target.
Jenis microarray tersebut tergantung pada jenis sampel yang digunakan
untuk bergerak untuk membangun sebuah array dan informasi yang masuk akal,
eksperimen microarray dapat dikategorikan dalam tiga cara:
a. Analisis microarray Expression
Pada konfigurasi percobaan ini, cDNA berasal dari mRNA dari gen yang
dikenal bergerak. Sampel gen dari kedua yang normal dan jaringan yang sakit.
Bercak dengan lebih banyak intensitasnya diperoleh untuk gen-gen jaringan berpenyakit
, jika gen diekspresikan secara berlebihan dalam kondisi sakit . Pola ekspresi
ini kemudian dibandingkan dengan pola ekspresi gen bertanggung jawab untuk
suatu penyakit.
b. Microarray untuk analisis mutasi
Untuk analisis ini, peneliti menggunakan gDNA.
Gen yang mungkin berbeda satu sama lain oleh kurangnya satu basa nukleotida.
Salah satu perbedaan mendasar antara kedua sekuens dikenal sebagai polimorfisme
nukleotida tunggal (SNP) dan mendeteksi mereka dikenal sebagai deteksi SNP
F. Cara kerja DNA microarray
DNA
microarray dikerjakan oleh mesin robot yang menyusun dalam jumlah kecil dari ratusan atau
ribuan rangkian gen pada slide mikroskop tunggal. Peneliti memiliki database
lebih dari 40.000 rangkaian gen yang digunakan untuk tujuan ini. Ketika gen
diaktifkan, mesin seluler mulai mengcopy segmen tertentu dari gen itu.
Produk yang dihasilkan disebut messenger RNA (mRNA), merupakan template
untuk membuat protein. mRNA yang
dihasilkan oleh sel adalah komplementer dari sel yang disalin , oleh karena itu
akan berikatan dengan bagian original (asli) dari untaian DNA yang dicopy. Untuk
menentukan gen mana yang diaktifkan dan mana yang dimatikan, terlebih dulu
peneliti harus mengumpulkan molekul mRNA
hadir dalam sel itu. Lalu peneliti melabel setiap molekul mRNA dengan enzim transcriptase (RT) yang bersifat
reversibel sehingga diperleh cDNA komplementer dengan mRNA. Selama proses
fluoresen nukleotida akan melekat dengan cDNA. Tumor dan sampel normal diberi
label dengan pewarna fluorescent yang berbeda. Selanjutnya,
peneliti menempatkan cDNA berlabel ke slide DNA microarray. cDNA berlabel yang merepresentasikan mRNA dalam
sel kemudian akan berhibridisasi - atau saling mengikat - untuk mensintesis
komlementer DNA yang melekat pada slide microarray dan meninggalkan
fluoresennya. Kemudian menggunakan scanner khusus untuk mengukur intensitas
fluorescen untuk setiap tempat/daerah pada slide microarray. Jika gen tertentu
sangat aktif, akan banyak menghasilkan molekul RNA , dengan demikian, lebih
banyak cDNA berlabel , dan mana yang berhibridisasi dengan DNA pada slide
microarray sehingga menghasilkan area fluorensen yang sangat cerah. Gen yang
agak kurang aktif menghasilkan sedikit menghasilkan mRNA, dengan demikian ,
cDNA berlabel kurang yang ditandai dengan bintik-bintik fluoeresen redup. Jika
tidak ada fluoresensi, berarti tidak ada molekul DNA yang berhibridisasi,
menunjukkan bahwa gen tidak aktif. Para peneliti sering menggunakan teknik ini
untuk memeriksa aktivitas berbagai gen pada waktu yang berbeda. Jika sampel
co - hibridisasi Tumor (warna merah) dan sampel Normal (warna hijau),
akan bersaing untuk sintesis
komplementer DNA pada slide microarray. Jika ada bintik merah, berarti ada
gen yang mengekspresikan tumor
dibandingkan yang normal (upregulated
dalam canker). Jika terdapat spot (bintik) hijau, berarti gen
dalam jaringan normal (down regulated in cancer ). Jika terdapat
spot warna kuning, berarti ada gen
tertentu yang sama-sama mengekspresikan normal dan tumor.


Prinsip yang digunakan adalah mengandalkan
kemampuan DNA sampel yang telah dilabel dengan zat fluorescent untuk melakukan
rekombinasi dengan probe yang telah ada pada chip microarray dengan cara
hibridisasi atau mensintesis cDNA dari RNA yang diisolasi dari dua kondisi yang
berbeda (misal sel tumor dan sel normal), kemudian dilakukan penandaan dengan
menggunakan unsur radioaktif fluorosens multiwarna. cDNA yang telah dilabeli
ini kemudian dihibridisasi dengan sejumlah besar gen dari pustaka gen. Hasil
hibridisasi kemudian dianalisis dengan menentukan intensitas fluorosens relatif
untuk masing-masing gen dengan menggunakan scanner laser.
G. Aplikasi Dalam Bidang Farmasi
1.
Uji DNA HPV (Human Papillomavirus)
Uji DNA HPV
telah dipakai sebagai uji tambahan paling efektif cara mendeteksi keberadaan
HPV sedini mungkin. Uji DNA HPV dapat mengetahui golongan hr-HPV atau lr-HPV
dengan menggunakan teknik HC II atau dengan metode PCR, uji DNA HPV juga dapat
melihat genotipe HPV dengan metode DNA-HPV Micro Array System.
Metode DNA-HPV Microarray :
DNA-HPV Micro Array adalah metode yang digunakan untuk mengetahui genotipe
HPV DNA-HPV Micro Array dapat
men-deteksi 24 genotipe HPV : HPV-6, HPV-11, HPV-16, HPV-18, HPV-31, HPV-33,
HPV-34, HPV-35, HPV-39, HPV-40, HPV-42, HPV-43, HPV-44, HPV-45, HPV-51, HPV-52,
HPV-53, HPV-54, HPV-56, HPV-58, HPV-59, HPV-66, HPV-68, dan HPV-70. Prinsip
kerja DNA-HPV Micro Array : (1) eks- traksi sel untuk mengisolasi DNA, (2) DNA
yang telah diisolasi kemudian diamplifikasi menggunakan PCR, (3) hasil amplifikasi
di-hibridisasi menggunakan probe spesifik dari ke-24 genotipe HPV; proses
hibridisasi ini memerlukan sejumlah DNA untai tunggal, (4) kemudian proses
deteksi sehingga akan terlihat
genotipe-genotipe HPV pada sampel yang diperiksa.
2. Pendeteksian kanker dari DNA
microarrat ekpresi gen
Kanker adalah penyebab utama utama
kematian dan respon jawab untuk sekitar 13% dari semua kematian di seluruh
dunia. Cancer tingkat kejadian tumbuh pada tingkat yang mengkhawatirkan di dunia. Sebagian besar pasien didiagnosis
dengan kanker sangat terlambat. Oleh karena itu, sangat penting untuk
mencegah dan mendeteksi kanker lbh awal. Meskipun demikian, metode konvensional
detecting dan mendiagnosis kanker hanya mengandalkan ketrampilan fisik, dengan
bantuan pencitraan medis, untuk mendeteksi .Gejala yang biasanya muncul dalam
tahap akhir kanker. Ekspresi gen microarray merupakan teknologi yang
menjanjikan yang dapat mendeteksi sel kanker dalam tahap awal kanker dengan
menganalisis gen ekspresi sampel jaringan. The microarray technologi
kemungkinkan peneliti untuk meneliti ekspresi dari ribuan gen secara bersamaan.
Untuk menurunkan kompleksitas komputasi
dan untuk meningkatkan kemampuan generalisasi dari sistem kami mempekerjakan
gene selection berbasis entropi pendekatan untuk memilih gen yang relevan yang
secara langsung bertanggung jawab untuk diskriminasi kanker.
3. Aplikasi Microarray untuk kanker payudara
Salah satu aplikasi DNA
Microarrays adalah untuk mengamati perubahan tingkat ekspresi genetik dari
berbagai gen secara bersamaan. Jumlah gen yang diamati bisa puluhan, ratusan
bahkan ribuan. Contoh aplikasinya adalah untuk meneliti kanker payudara dan respon
pasien akan terapi yang diberikan untuk mengobati penyakit tersebut. Dengan DNA
Microarrays ini dokter dapat memprediksi respon atau ketahanan pasien terhadap
pengobatan, terutama pada kemotrapi. DNA Microarray menggunakan bahan solid,
seperti slide kaca, chip silicon, atau membrane nilon yang di atasnya
di-spot-kan ribuan bahkan jutaan molekul DNA yang mewakili gen-gen yang akan
diamati yang bertindak sebagai probe. Dalam proses selanjutnya cDNA yang dibuat
dari mRNA yang dihasilkan oleh ekspresi genetik pasien akan terhibridisasi pada
spot DNA probe yang sesuai. Dengan menggunakan DNA Microarrays, ekspresi dari
ribuan gen pada sampel tumor dapat diuji dengan satu penelitian. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan di dalam mengamati ekspresi gen ini adalah penggunaan
cDNA dan oligonukeotida microarray. Secara umum, mRNA yang diekstraksi dari
sampel biologis diubah menjadi cDNA utas tunggal dan diberi label fluorescence.
Setelah itu diikuti oleh hibridisasi cDNA terlabel ke permukaan DNA microarray.
Interaksi antara probe dan target dideteksi menggunakan detektor.Setelah itu
analisis data dilakukan dan dapat diketahui bagaimana respon pasien pada
pengobatan tertentu, identifikasi target yang menjadi akar masalah di dalam
penyakit ini, dan pengobatan atau terapi apa yang tepat untuk diberikan pada si
pasien. Setelah data dianalisis, maka dapat dilakukan terapi secara personal
pada pasien sehingga pengobatan tersebut dapat efektif mengobati kanker yang
diderita. Pada beberapa pengobatan kemoterapi secara umum, pengobatan dilakukan
secara menyeluruh dan umum sehingga gen tumor dapat diatasi tetapi radiasi
menyerang gen yang lain, seperti rambut yang mudah rapuh dan rontok sehingga
tubuh pasien kadang kala tidak kuat untuk menahan efek samping tersebut. Karena
itu terapi secara personal ini dapat menjadi hal yang berguna bagi pasien
karena terapi yang dilakukan sesuai dengan respon imun dan ketahanan tubuh
pasien (Brennan et al 2005).
4.
Pola
ekspresi genetik dan farmakogenomik
Jenis gen yang dapat
dianalisis dengan teknik ini tergantung pada ketersediaan DNA dari gen yang ada
pada chip DNA. Apabila seluruh gen yang dimiliki oleh manusia sudah dikenali,
kemudian semuanya dapat ditata pada chip DNA maka alat tersebut akan mampu menganalisis
ekspresi seluruh gen yang terdapat di dalam sel manusia. Dalam prakteknya,
teknologi ini membutuhkan alat bantu pengolah data yang berupa
seperangkat komputer beserta software-nya. Teknologi ini akan membantu
manusia dalam melakukan identifikasi seluruh sifat yang melekat pada
seseorang. Selain itu teknologi ini juga akan dapat membantu manusia dalam
melakukan diagnosis, memonitor dan memprediksi suatu penyakit,
menemukan dan mengembangkan obat baru serta menentukan pilihan obat yang paling tepat
untuk suatu penyakit dan pasien tertentu.
Saat ini masyarakat ilmuwan
dunia yang tergabung dalam berbagai group, baik perusahaan komersial maupun
Perguruan tinggi, telah berupaya untuk mengembangkan teknologi tersebut.
Affymetrix (http://www.affymetrix.com ), sebuah perusahaan di bidang teknologi
chip DNA, telah mampu memproduksi sebuah chip yang memuat lebih dari
60.000 jenis gene dalam bentuk fragmen DNA. Dua belas ribu di antaranya
adalah gen-gen yang sudah dikenali berpengaruh terhadap kesehatan dan pengobatan.
Sementara itu, pemanfaatan
chip DNA untuk analisis ekspresi gen manusia juga telah banyak dilakukan.
Sebagai contoh misalnya Stanford University dan National Cancer Institute telah
memanfaatkan teknologi ini untuk analisis klasifikasi tumor menggunakan chip
DNA yang memuat lebih dari 30.000 jenis gen. Takara, sebuah perusahaan
bioteknologi di Jepang juga telah mengembangakan teknologi ini melalui
pengembangan instrumentasi dan metodologi untuk diagnosis kanker. Saat inipun
Takara beserta beberapa perusahaan biomedical juga melakukan program analisis
genomik (Dragon genomics) terhadap beberapa spesies dari laut yang ditujukan
untuk pengembangan obat.
Diperkirakan perkembangan
teknologi chip-DNA ini akan terus meningkat sejalan dengan kemajuan yang dicapai
oleh program Human Genome Project. Pada sekitar satu atau dua tahun ke
depan, seluruh gen manusia diproyeksikan telah dapat ditata dalam sebuah
chip DNA. Sementara itu analisis fungsional seluruh gen tersebut juga
segera dapat dilakukan secara serentak sehingga pada tahun berikutnya seluruh
proses fisiologis, biokimia dan patofisiologis manusia sudah akan dapat
diidentifikasi.
Lebih dari itu, teknologi
chip-DNA yang didasarkan pada analisis fungsional genomik tersebut akan
menawarkan paradigma baru dalam diagnosis dan terapi suatu penyakit serta
pengembangan dan penemuan obat baru. Paradigma baru inilah yang selanjutnya
melahirkan sebuah disiplin baru yang dinamakan pharmacogenomics
Ilmu pharmacogenomics akan
berkembang dengan pesat pada tahun-tahun berikutnya, sehingga akan mampu
mengidentifikasi sejumlah besar jenis penyakit yang ada pada manusia yang
berhubungan dengan kelainan ekspresi gen (pola penyediaan protein). Selanjutnya
juga akan dapat diidentifikasi mengenai kemungkinan adanya resiko munculnya
penyakit-penyakit tertentu berdasarkan pola ekspresi gen, seperti
misalnya, kanker, diabetes, kardiovaskular dan sebagainya. Pada
tahun-tahun tersebut juga diperkirakan sudah akan diterapkan terapi gen
untuk penyakit-penyakit tertentu seperti kanker, jantung dan hemofilia. Di
samping itu penemuan obat baru dengan target yang spesifik juga berkembang
dengan pesat. Seluruh jenis obat, pada saat itu, telah diketahui
pengaruhnya terhadap ekspresi gen-gen tertentu sehingga dapat diketahui khasiatnya
serta efek sampingnya dengan lebih jelas.
Metoda DNA microarray
memungkinkan untuk menganalisis pola ekspresi genetik global yang mencerminkan
sifat tanggapannya terhadap suatu perlakuan (misalnya obat) yang meliputi
farmakokinetik, farmakodinamik dan efek samping. Di samping itu metode ini juga
dapat untuk menganalisis dan memperkirakan sifat pola penyakit dan tanggapannya
terhadap suatu perlakuan. Keterangan lebih jelasnya dapat dilihat di dalam
naskah.
Pada tahun-tahun berikutnya
akan dilakukan identifikasi pola-pola ekspresi gen pada tiap-tiap individu juga
dengan teknologi chip-DNA. Identifikasi genetik individual ini memungkinkan
setiap individu untuk memiliki kartu identitas genetik masing-masing. Di sisi
lain kemajuan bidang ilmu bioinformatics yang ditunjuang dengan sistem
komputerisasinya memungkinkan untuk dapat menganalisis identitas genetik yang
dimiliki tiap-tiap orang sehingga akan diketahui sifat-sifat fenotipnya.
Selanjutnya, melalui pendekatan ilmu pharmacogenomic dan pharmacoinformatic,
kartu identitas genomik dari tiap individu ini dapat dianalisis untuk
menentukan sifat responsifnya terhadap tiap-tiap obat yang diberikan (respon
individual terhadap obat). Respon individual terhadap obat ini meliputi
pengaruhnya terhadap nasib obat di dalam badan (farmakokinetik: absorbsi,
distribusi, metabolisme dan eliminasi), dan disposisi obat termasuk interaksi
obat dengan molekul biologi sebagai target reaksinya (farmakodinamik).
Pengetahuanyang teliti mengenai respon individual ini selanjutnya digunakan untuk
menentukan khasiat obat serta efek sampingnya yang juga bersifat individual.
Oleh karena itulah maka obat yang dikonsumsi oleh masyarakat juga akan bersifat
individual yang didasarkan pada analisis genomik.
5. DNA Profilling
Salah satu aplikasi microarray DNA dalam
biologis kanker adalah untuk mempelajari proses metastasis pada tumor. Untuk
beberapa kasus tumor, tumor yang semula berada di dalam sel, kemudian
berkembang dan menyebar ke organ lain, misalnya tulang. Untuk mempelajari
urutan DNA sebagai penyebab munculnya metastasis tumor dapat dilakukan melalui
teknik microarray DNA.
Melalui suatu teknik isolasi secara in vivo diperoleh sel tumor yang
telah mengalami metastasis dan urutan DNA tersebut kemudian dibandingkan dengan
sel tumor yang belum mengalami metastasis.
Studi microarray telah digunakan untuk mempelajari urutan DNA penyebab
metastasis tumor pada otak. Aplikasi lain dari microarray DNA adalah
identifikasi dan analisis gen yang telah mengalami mutasi, penelompokkan tumor,
identifikasi biomarker tumor dan drug discovery.
6.
Protein Profilling
Suatu array antigen, protein dan juga peptida
berguna untuk studi mengenai fungsi biologis protein dalam suatu organisme
melalui suatu pengukuran interaksi protein-protein, protein-asam nukleat,
protein-molekul kecil, dan enzim-substrat. Suatu array peptida dan protein juga
dapat digunakan untuk menentukan respon imun atau karakterisasi autoantigen
dalam suatu penyakit autoimun. Contohnya, Robinson et al. telah mengkoleksi dan
menyusun ratusan peptida yang merupakan autoantigen dalam sistem lupus
erythematosus dan rhematoid arthritis. Setelah serum darah diinkubasi pada
chip, ikatan antibodi menunjukkan reaktivitas immunologis terhadap protein yang
bersangkutan. Penggunaan peptida arrays memberikan hasil yang lebih baik untuk
pemetaan dari penyebaran sisi autoreaktif. Sebagai tambahan, pola penyebaran
reaktifitas antigen pada individu dapat digunakan untuk merencanakan proses
perawatan/pengobatan terhadap penderita.
What is the emperor casino? - Shootercasino
BalasHapusThe emperor casino 인카지노 is an online casino that 메리트 카지노 offers a wide range of 제왕카지노 games such as slots, poker, blackjack, roulette, blackjack and baccarat.