Selasa, 02 Juli 2013

proposal antipiretik



BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Uraian Tumbuhan
            Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman perdu tahunan  suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Pada umumnya tinggi tanaman ± 3 meter.. Di daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di daerah subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur.
2.1.1   Nama Lain dan Nama Daerah
            Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) bukan tanaman asli Indonesia tetapi ada tumbuh di Indonesia. Bunga ini ditetapkan sebagai bunga nasional Malaysia pada tanggal 28 Juli1960. Di Indonesia sendiri nama tanaman ini berbeda-beda sesuai dengan daerahnya, contoh:
·         Aceh                      : Bungong roja
·         Batak Karo            : Bunga-bunga
·         Nias                       : Soma-soma
·         Mentawai               : Bekeju
·         Sunda                    : Kembang wera
·         Madura                  : Bunga rebong
·         Bali                         : Waribang
·         Nusa Tenggara      : Sangir
·         Gorontalo               : Ulange
·         Bugis                      : Bunga bisu
·         Ternate                  : Ubu-ubu
·         Tidore                    : Bala bunga
2.1.2   Sistematika Tumbuhan
            Sistematika tumbuhan kembang sepatu:
                   Divisi                    :Spermatophyta
                   Sub Divisi             : Angiospermae
                   Kelas                    :Dicotyledonae
                   Bangsa                 : Malvales
                   Famili                   : Malvaceae
                   Genus                  : Hibiscus
                   Spesies                : Hibiscus rosa-sinensis L.
2.1.3   Morfologi tumbuhan
            Bunga sepatu merupakan tanaman perdu tahunan, tegak, tinggi ± 3m. Batang: bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih muda ungu setelah tua putih kotor. Daun: tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau. Bunga: tunggal, bentuk terompet, diketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah. Buah: kecil, lonjong, diameter ± 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat. Biji: pipih, putih. Akar: tunggang,coklat muda.

Gambar 2.1     Daun Kembang Sepatu
2.1.4      Zat-zat yang Dikandung dan Kegunaanya
Bunga kembang sepatu mengandung polifenol, flavonoida. Akarnya mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C. Daunnya mengandung saponin, polifenol, dan flavonoida. Daunnya kembang sepatu inilah yang berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan obat sariawan. Masyarakat Nigeria menggunakan daunnya sebagai penambah vitalitas pria (aprodisiaka).
2.2    Infusa
            Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 900C selama 15 menit.
Pembuatan:
Campur simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci infusa dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 900C sambil sesekali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa yang dikehendaki.
            Infusa daun sena dan infusa simplisia yang mengandung minyak atsiri, diserkai setelah dingin. Infusa daun sena, infusa asam jawa dan infusa simplisia lain yang mengandung lendir tidak boleh diperas.
            Kecuali dinyatakan lain, infusa yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras dibuat dengan menggunakan 10% simplisia. (Farmakope Indonesia III, 1979)
2.3    Demam
            Demam merupakan suatu keadaan dimana temperatur tubuh berada pada suhu yang lebih tinggi dari suhu normal (370C). Suhu tubuh normal pada burung merpati yaitu 38 - 390C. Demam terjadi karena pusat pengaturan panas mengalami gangguan. Peningkatan suhu tubuh pada keadaan demam diawali dengan dilepaskannya pirogen endogen yang mampu memacu pelepasan prostagladin lokal yang berlebih.
            Pada umumnya demam merupakan gejala yang menyertai hampir semua infeksi tetapi juga terdapat pada penyakit-penyakit lain seperti beberapa bentuk tumor.
Mekanisme terjadinya demam:
            Pirogen eksogen mula-mula merangsang fagosit untuk membentuk pirogen tubuh sendiri, yang kemudian melalui peningkatan sintesis prostagladin akan menimbulkan reaksi kenaikan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Sehingga terjadi ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.
Penyebab demam:
1.    Pirogen eksogen
a.   Adanya infeksi
Contoh:
·      Infeksi saluran kemih (sering buang air kecil disertai rasa nyeri).
·      Abses gigi (bengkak pada bagian mulut)
b.   Tertularnya suatu penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri atau mikroorganisme lain.
Contoh : influenza yang disebabkan oleh virus influenza
c.   Zat kimia yang bersifat toksik
Contoh : 2,4-Dinitrofenol
2.    Pirogen Endogen
Kelelahan karena kepanasan atau terkena sinar matahari dalam jangka waktu yang lama, dehidrasi atau stress.
2.4    Antipiretik
Antipiretik adalah obat-obat atau zat-zat yang dapat menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam. Antipiretik akan mencegah terjadinya peningkatan suhu tubuh sebagai respon terhadap pirogen endogen dan mikroba.
Kerja antipiretik adalah dengan mengembalikan fungsi thermostat keposisi normal dengan cara pembuangan panas melalui bertambahnya aliran darah ke perifer disertai dengan keluarnya keringat.
Penurunan suhu tubuh tersebut adalah hasil kerja obat pada sistem saraf pusat yang melibatkan pusat kontrol suhu di hipotalamus.
2.5    Uraian bahan obat
2.5.1   Parasetamol
Parasetamol adalah salah satu diantara analgetik-antipiretik derivat para aminofenol yang paling banyak digunakan saat ini.
Sinonim                     : Acetaminofen
Rumus molekul        : C8H9NO2
Bobot molekul           : 151,16



Rumus bangun         :
Pemerian                    :  Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan                    : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida
Khasiat                       : Analgetik dan antipiretik
(Farmakope Indonesia. Edisi III)
Parasetamol mempunyai efek analgetik dan antipiretik baik dalam bentuk tunggal, kombinasi yang umumnya obat bebas terbatas. Pemakaian utama yaitu untuk menurunkan suhu tubuh pada saat demam, dimana efek antipiretiknya ditimbulkan oleh gugus almino dan mekanismenya juga secara sentral pada hipotalamus dengan menghambat sintesa prostaglandin.
Efek anti inflamasinya sangat lemah, karena itu parasetamol tidak digunakan sebagai antirematik. Penggunaan parasetamol dan kombinasinya dapat mengakibatkan efek samping seperti mual, muntah, kerusakan hati dan ginjal. Efek samping seperti ini terjadi pada penggunaan jangka lama dan dosis besar. Wanita hamil dapat menggunakan paracetamol dengan aman, juga selama laktasi.

              Mekanisme kerja paracetamol:
Paracetamol bekerja menurunkan suhu tubuh di pusat pengatur suhu di hipotalamus dengan menghambat enzim siklo-oksigenase yang ebrperan pada sintesis prostaglandin yang merupakan emdia terpenting untuk menginduksi demam, sehingga keseimbangan hipotalamus tidak terganggu dan suhu tubuh dapat dipertahankan yang disertai dengan pengeluaran keringat.
2.5.2      2,4 – Dinitrofenol
2,4 – dinitrofenol merupakan senyawa yang sering digunakan dalam eksperimen untuk menginduksi demam pada hewan percobaan.
Rumus molekul          : (NO2)2C6H3OH
Berat molekul             : 184.11
Pemerian                    : Merupakan kristal agak kuning
Kelarutan                    : Sulit larut dalam air dingin, larut dalam air hangat dalam CHCl3 dan larut dalam alkohol dan benzena, larut dalam pelarut alkali.
Kegunaan                 :  - Sebagai racun dan digunakan sebagai peptisida
-  Sebagai reagensia untuk mendeteksi ion K+ dan NH4+
              Mekanisme kerja 2,4-Dinitrofenol:
Senyawa 2,4-Dinitrofenol memacu pelepasan pirogen endogen yang memacu pelepasan prostaglandin. Pelepasan prostaglandin yang berlebihan akan menggangu keseimbangan pusat tahu di hipotalamus sehingga suhu tubuh meningkat dan terjadi demam.


2.6      Hewan percobaan
Dalam melakukan penelitian tentang pengetahuan obat-obatan sangat dibutuhkan hewan percobaan yang sehat dan berkualitas. Untuk mendapatkan hewan percobaan yang sehat dan berkualitas standar maka dibutuhkan beberapa fasilitas dalam pemeliharaannya antara lain: fasilitas kandang yang bersih, makanan serta minuman yang bergizi dan cukup, pengembangbiakannya yang terkontrol serta pemeliharaan kesehatan hewan itu sendiri. Disamping itu harus diperhatikan pula faktor penyakit/lingkungan dan faktor obat-obatan yang disediakan.
Ada bermacam-macam hewan yang biasa dijadikan sebagai hewan percobaan baik kelompok hewan rodent (antara lain: tikus, mencit, tupai dan lain-lain) kelompok hewan non rodent (antara lain: kelinci, marmut, merpati,monyet, kambing, dan lain-lain). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan merpati sebagai hewan percobaan.
2.6.1      Cara kerja dengan hewan percobaan
1.   Perlakuan hewan percobaan dengan kasih sayang dan jangan disakiti.
2.   Kalau ingin menggunakan kembali hewan percobaan yang telah dipakai mungkin diperbolehkan untuk menghemat biaya tetapi dapat dipakai lagi setelah 14 hari agar di dalam tubuh hewan terdahulu obat sudah habis keluar.
3.   Tandai dengan spidol berwarna pada bagian kaki bagi hewan percobaan (merpati) agar tidak berulang-ulang pemberian obat pada merpati yang sama, spidol berwarna lain dipakai untuk merpati selanjutnya.
2.6.2      Merpati
Penelitian ini menggunakan merpati sebagai hewan percobaan. Merpati (Columba livia) yang digunakan adalah merpati yang sehat.
Ciri ciri merpati yang sehat adalah:
1.    Tingkah laku merpati lincah.
2.    Matanya bening.
3.    Bulunya mulus atau tidak kusut.
Ciri-ciri merpati yang tidak sehat adalah:
1.    Merpati menunjukan tingkah laku yang lamban dan malas.
2.    Matanya sayu, sering memejamkan mata dalam waktu cukup lama.
3.    Bulunya tampak kusam dan kusut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar