Sabtu, 06 Oktober 2012

INTERAKSI OBAT

 II . INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN

a.    Apa Itu Interaksi Obat-Makanan
Setiap saat, ketika suatu makanan atau minuman mengubah efek suatu obat, perubahan tersebut dianggap sebagai interaksi obat-makanan. Interaksi seperti itu bisa terjadi, tetapi tidak semua obat dipengaruhi oleh makanan, dan beberapa obat hanya dipengaruhi oleh makanan tertentu. Interaksi obat-makanan dapat terjadi dengan obat yang diresepkan oleh dokter, obat yang dibeli bebas, produk herbal, dan suplemen diet. Meskipun beberapa interaksi mungkin berbahaya atau bahkan fatal pada kasus yang langka, interaksi yang lain bisa bermanfaat dan umumnya tidak akan menyebabkan perubahan yang berarti terhadap kesehatan anda.
b.    Bagaimana makanan dan obat Berinteraksi
Makanan dan obat dapat berinteraksi dalam banyak cara yang berbeda. Sering, zat tertentu di dalam makanan memberikan efek. Perubahan-perubahan lain dapat disebabkan oleh jumlah protein dalam diet anda, atau bahkan cara makanan tersebut disiapkan. Salah satu cara yang paling umum terjadi, dimana makanan mempengaruhi efek obat adalah dengan mengubah cara obat tersebut diuraikan ( dimetabolisme ) oleh tubuh anda. Jenis protein yang disebut enzim, memetabolisme banyak obat. Pada sebagian besar obat, metabolisme adalah proses yang terjadi di dalam tubuh terhadap obat dimana obat yang semula aktif/ berkhasiat, diubah menjadi bentuk tidak aktifnya sebelum dikeluarkan dari tubuh. Sebagian obat malah mengalami hal yang sebaliknya, yakni menjadi aktif setelah dimetabolisme, dan setelah bekerja memberikan efek terapinya, dimetabolisme lagi menjadi bentuk lain yang tidak aktif untuk selanjutnya dikeluarkan dari tubuh. Beberapa makanan dapat membuat enzim-enzim ini bekerja lebih cepat atau lebih lambat, baik dengan memperpendek atau memperpanjang waktu yang dilalui obat di dalam tubuh. Jika makanan mempercepat enzim, obat akan lebih singkat berada di dalam tubuh dan dapat menjadi kurang efekteif. Jika makanan memperlambat enzim, obat akan berada lebih lama dalam tubuh dan dapat menyebabkan efek samping yang tidak dikehendaki.

c.    Apa Saja Interaksi Makanan Dan Obat Yang Umum Terjadi
Makanan yang mengandung zat Tyramine ( seperti bir, anggur, alpukat, beberapa jenis keju, dan berbagai daging olahan ) memperlambat kerja enzim yang memetabolisme obat penghambat MAO ( kelompok obat antidepresi ) dan dapat menyebabkan efek yang berbahaya, termasuk tekanan darah tinggi yang serius. Beberapa jenis makanan dapat mencegah obat  tertentu untuk diserap ke dalam darah setelah ditelan, dan yang lain sebaliknya dapat meningkatkan penyerapan obat. Contohnya, jika anda meminum segelas susu ketika menggunakan obat antibiotik tetrasiklin, calcium yang ada dalam susu akan mengikat tertrasiklin, membentuk senyawa yang tidak mungkin dapat diserap oleh tubuh ke dalam darah. Sehingga efek yang diharapkan dari obat tetrasiklin tidak akan terjadi. Di sisi lain, meminum segelas jus citrus bersamaan dengan suplemen yang mengandung zat besi akan sangat bermanfaat karena vitamin C yang ada dalam jus akan meningkatkan penyerapan zat besi. Akhirnya, beberapa makanan benar-benar bisa mengganggu efek yang diinginkan dari obat. Contohnya, orang yang menggunakan obat pengencer darah warfarin seharusnya tidak mengkonsumsi secara bersamaan dengan makanan yang banyak mengandung vitamin K seperto brokoli, atau bayam. Vitamin K membantu pembekuan darah, sehingga melawan efek dari obat warfarin. Efek yang sebaliknya, terjadi dengan vitamin E, bawang dan bawang putih, karena bahan-bahan ini menghaslkan efek yang mirip dengan efek warfarin. Konsumsi dalam jumlah besar dari makanan ini dapat menyebabkan efek warfarin menjadi terlalu kuat.
makanan.

d.    Beberapa Contoh Interaksi Obat Dan Makanan
Tidak semua obat berinteraksi dengan makanan. Namun, banyak obat-obatan yang dipengaruhi oleh makanan tertentu dan waktu Anda memakannya. Berikut adalah beberapa contohnya:
•    Jus jeruk menghambat enzim yang terlibat dalam metabolisme obat sehingga mengintensifkan pengaruh obat-obatan tertentu. Peningkatan pengaruh obat mungkin kelihatannya baik, padahal tidak. Jika obat diserap lebih dari yang diharapkan, obat tersebut akan memiliki efek berlebihan. Misalnya, obat untuk membantu mengurangi tekanan darah bisa menurunkan tekanan darah terlalu jauh. Konsumsi jus jeruk pada saat yang sama dengan obat penurun kolesterol juga meningkatkan penyerapan bahan aktifnya dan menyebabkan kerusakan otot yang parah. Jeruk yang dimakan secara bersamaan dengan obat anti-inflamasi atau aspirin juga dapat memicu rasa panas dan asam di perut.
•    Kalsium atau makanan yang mengandung kalsium, seperti susu dan produk susu lainnya dapat mengurangi penyerapan tetrasiklin.
•    Makanan yang kaya vitamin K (kubis, brokoli, bayam, alpukat, selada) harus dibatasi konsumsinya jika sedang mendapatkan terapi antikoagulan (misalnya warfarin), untuk mengencerkan darah. Sayuran itu mengurangi efektivitas pengobatan dan meningkatkan risiko  trombosis (pembekuan darah).
•    Kafein meningkatkan risiko overdosis antibiotik tertentu (enoxacin, ciprofloxacin, norfloksasin).Untuk menghindari keluhan palpitasi, tremor, berkeringat atau halusinasi, yang terbaik adalah menghindari minum kopi, teh atau soda pada masa pengobatan.

e.    Makanan Yang Meningkatkan Efek Beberapa OBat

Obat yang efeknya dapat ditingkatkan oleh makanan dn biasanya harus digunakan bersamaan dengan makanan agar didapatkan efek yang tetap :

•    Obat Jantung pemblok beta
Digunakan untuk mencegah angina ,untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tidak beraturan,dan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi. Nama paten pemblok beta : Blocadren,Corgard,Inderal,Lopressor,Ternomin,Visken.
Karbamazepin (Tregretol) – Antikolvusan yang digunakan untuk mencegah serangan.
Diazepam (Valium) –Suatu Trankuilansia
Diuretika-Digunakan untuk mrngobati tekanan darah tinggi dan layu jantung . Nama  paten Diuretika yang berinteraksi :
Anhydron,Aquatag,Aquatensin,Diucardin,Diulo,Diuril,Enduron,Esidrix,Exna,Hydrodiuril,Hydromox,Hygroton,Metahydrin,Naqua,Naturetin,Oretic,Ranese,Saluron,Zaroxylyn.
Hidralazin (Apresoline) – Digunakan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi
Nitrofurantoin (Furadantin,Macrodantin) – Suatu antimikroba,digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih.
Fenitoin (Dilantin) – Suatu antikonvulsan yang digunakan untuk mencegah serangan
Spironolakton (Aldactazide, Aldactone) – Suatu diuretika,digunakan untuk menanggulangi tekanan darah  tinggi dan layu jantung.



f.    Makanan Yang Menurunkan Efek Beberapa Obat

Gunakan obat berikut ini satu jam sebelum atau dua jam sesudah makan untuk mencegah interaksi yang mungkin menurunkan efek obat :

Kaptopril (Capoten) – Digunakan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi dan layu jantung.
Antibiotika
Kekecualian – Antibiotika yang tidak dipengaruhi oleh makanan:
Amoksisilin (Amoxil,Larotid,Polymox,Robamox,Trymox,Wymox)
Becampisilin (Spectrobid)
Doksisilin (Doxychel,Vibramycin,Vibratab)
Hefasilin (Versapen)
Eritromisin estolat (Ilosone)
Eritromisin salut enterik (E-Mycin,Ery-Tab,Eryc,Ilotycin,Robimycin
Minoksiklin (Minocin)

    Makanan beralkali – Metenamin (Hiprex,Mandelamine,Urex)
Efek metenamin dapat berkurang ,Metenamin digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih (kandung kemih dan ginjal). Akibatnya : Infeksi mungkin tidak terobati dengan baik.
Hindari makanan beralkali seperti ;
Amandel,susu mentega,kastanye,sari buah jeruk,kelapa,kepala susu,buah-buahan,(kecuali berry,prem,buah prem yang dikeringkan ),susu,sayuran (kecuali jagung ,miju-m.u)

    Makanan Beralkali – Kinidin
(Cardioquin,Duraquin,Quignalute Dura-Tabs,Quinidex Extentabs,Ouinora)
Efek kinidin dapat meningkat . Kinidin digunakan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan. Akibatnya ; mungkin terjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak kinidin disertai gejala jantung berdebar atau denyut jantung tidak teratut,pusing,sakit kepala,telinga berdenging dan gangguan penglihatan.
Hindari makanan seperti ;
Amandel,susu,mentega,kastanye,sari buah jeruk,kelapa,kepala susu,buah-buahan (kecuali jagung,miju-miju)

    Makanan beralkali-Kinin (Coco-Quinine,Quinamm,Quine)
Efek kinin dapat meningkat. Kinin adalah obat bebas yang digunakan untuk mengobati malaria dan untuk kejang kaki malam hari. Akibatnya ; mungkin terjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak kinin disertai gejala pusing,sakit kepala,telinga berdenging dan gangguan penglihatan.
Hindari makanan bertalkali seperti ;
Amandel,susu mentega,kastanye,sari buah jeruk,kelapa,kepala susu,buah-buahan (kecuali jagung, miju-miju)

    Makanan berkarbohidrat – Asetaminofen
Efek asetaminofen dapat berkurang . Asetaminofen adalah obat pengjilang nyeri dan demam yang masyhur . Akibatnya ; nyeri atau demam mungkin tidak hilang sebagaimana mestinya .Sumber karbohidrat : Roti,Biskuit,korma,jeli dll.
Nama paten asetaminofen
Anacin-3,Bromo-seltzer,Datlir,Excedrin PM,Febrinol,Liquiprin,percogesic,Phenaphen,Tapar,Tempra,Tylenol,Valadol.

    Sate sapi atau hamburger – Obat asma (Turunanan teofilin)
Efek obat asma dapat berkurang .Obat asma membuka jalan udara di paru-paru dan mempermudah pernapasan penderita asma . Akibatnya ; asma mungkin tidak terkendali dengan baik.

    Makanan berserat banyak – Digoksin (Lanoksin)
Efek digoksin dapat berkurang,Digoksin digunakan untuk mengobati layu jantungan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan.
Akibatnya ; Kondisi yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik.
Gunakan digoksin satu jam sebelum atau dua jam sesudah menyantap makanan yang beserat banyak seperti ;
Sari buah prem,serealia beras,makanan dari gandum,biji-bujian ,sayuran mentah,sayuran berdaun yang sudah dimasak,dan buah-buahan.

    Susu Dan Produk Susu – Antibiotika Tetrasiklin
Efek tetrasiklin dapat berkurang . Tetrasikilin adalah antibiotika yang digunakan untuk melawan infeksi. Akibatnya ; Infeksi yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik. Untuk mencegah interaksi,gunakan tetrasiklin satu jam sebelum atau dua jam sesudah minum susu atau produk susu.
Kekecualian ; Doksisiklin (Doxychel,Vibramycin,Vibratab) dan monosiklin (Minocin).









I . INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT

Interaksi obat adalah kejadian di mana suatu zat mempengaruhi aktivitas obat. Efek-efeknya bisa meningkatkan atau mengurangi aktivitas, atau menghasilkan efek baru yang tidak dimiliki sebelumnya. Biasanya yang terpikir oleh kita adalah antara satu obat dengan obat lain. Tetapi, interaksi bisa saja terjadi antara obat dengan makanan, obat dengan herbal, obat dengan mikronutrien, dan obat injeksi dengan kandungan infus.
Interaksi obat bisa ditimbulkan oleh berbagai proses, antara lain perubahan dalam farmakokinetika obat tersebut, seperti Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi (ADME) obat. Kemungkinan lain, interaksi obat merupakan hasil dari sifat-sfat farmakodinamik obat tersebut, misal, pemberian bersamaan antara antagonis reseptor dan agonis untuk reseptor yang sama.
Interaksi obat yang paling umum melibatkan hati. Beberapa obat dapat memperlambat atau mempercepat proses enzim hati. Ini dapat mengakibatkan perubahan besar pada tingkat obat lain dalam aliran darah yang memakai enzim yang sama. Beberapa obat memperlambat proses ginjal. Ini meningkatkan tingkat bahan kimia yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal.

    Interaksi Obat Mempengaruhi ADME Obat
Di dalam tubuh obat mengalami berbagai macam proses hingga akhirnya obat di keluarkan lagi dari tubuh. Proses-proses tersebut meliputi, absorpsi, distribusi, metabolisme (biotransformasi), dan eliminasi. Dalam proses tersebut, bila berbagai macam obat diberikan secara bersamaan dapat menimbulkan suatu interaksi. Selain itu, obat juga dapat berinteraksi dengan zat makanan yang dikonsumsi bersamaan dengan obat.
Interaksi yang terjadi di dalam tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu interaksi farmakodinamik dan interaksi farmakokinetik. Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antar obat (yang diberikan berasamaan) yang bekerja pada reseptor yang sama sehingga menimbulkan efek sinergis atau antagonis. Interaksi farmakokinetik adalah interaksi antar 2 atau lebih obat yang diberikan bersamaan dan saling mempengaruhi dalam proses ADME (absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi) sehingga dapat meningkatkan atau menurunkan salah satu kadar obat dalam darah. Selanjutnya akan dibahas lebih lanjut tentang interaksi farmakokinetik.


Interaksi Famakokinetik
1. Interaksi pada proses absorpsi
Interaksi dala absorbs di saluran cerna dapat disebabkan karena
a. Interaksi langsung yaitu terjadi reaksi/pembentukan senyawa kompleks antar senyawa obat yang mengakibatkan salah satu atau semuanya dari macam obat mengalami penurunan kecepatan absorpsi.
Contoh: interaksi tetrasiklin dengan ion Ca2+, Mg2+, Al2+ dalam antasid yang menyebabkan jumlah absorpsi keduanya turun.

b. Perubahan pH
Interaksi dapat terjadi akibat perubahan harga pH oleh obat pertama, sehingga menaikkan atau menurukan absorpsi obat kedua.
Contoh: pemberian antasid bersama penisilin G dapat meningkatkan jumlah absorpsi penisilin G

c. Motilitas saluran cerna
Pemberian obat-obat yang dapat mempengaruhi motilitas saluan cerna dapat mempegaruhi absorpsi obat lain yang diminum bersamaan.
Contoh: antikolinergik yang diberikan bersamaan dengan parasetamol dapat memperlambat parasetamol.
2. Interaksi pada proses distribusi
Di dalam darah senyawa obat berinteraksi dengan protein plasma. Seyawa yang asam akan berikatan dengan albumin dan yang basa akan berikatan dengan α1-glikoprotein. Jika 2 obat atau lebih diberikan maka dalam darah akan bersaing untuk berikatan dengan protein plasma,sehingga proses distribusi terganggu (terjadi peingkatan salah satu distribusi obat kejaringan).
Contoh: pemberian klorpropamid dengan fenilbutazon, akan meningkatkan distribusi klorpropamid.
3. Interaksi pada proses metabolisme
a. Hambatan metabolisme
Pemberian suatu obat bersamaan dengan obat lain yang enzim pemetabolismenya sama dapat terjadi gangguan metabolisme yang dapat menaikkan kadar salah satu obat dalam plasma, sehingga meningkatkan efeknya atau toksisitasnya.
Cotoh: pemberian S-warfarin bersamaan dengan fenilbutazon dapat menyebabkan mengkitnya kadar Swarfarin dan terjadi pendarahan.

b. Inductor enzim
Pemberian suatu obat bersamaan dengan obat lain yang enzim pemetabolismenya sama dapat terjadi gangguan metabolisme yang dapat menurunkan kadar obat dalam plasma, sehingga menurunkan efeknya atau toksisitasnya.
Contoh: pemberian estradiol bersamaan denagn rifampisin akan menyebabkan kadar estradiol menurun dan efektifitas kontrasepsi oral estradiol menurun.
4. Interaksi pada proses eliminasi
a. Gangguan ekskresi ginjal akibat kerusakan ginjal oleh obat
jika suatu obat yang ekskresinya melalui ginjal diberikan bersamaan obat-obat yang dapat merusak ginjal, maka akan terjadi akumulasi obat tersebut yang dapat menimbulkan efek toksik.
Contoh: digoksin diberikan bersamaan dengan obat yang dapat merusak ginjal (aminoglikosida, siklosporin) mengakibatkan kadar digoksin naik sehingga timbul efek toksik.

b. Kompetisi untuk sekresi aktif di tubulus ginjal
Jika di tubulus ginjal terjadi kompetisi antara obat dan metabolit obat untuk sistem trasport aktif yangsama dapat menyebabkan hambatan sekresi.
Contoh: jika penisilin diberikan bersamaan probenesid maka akan menyebabkan klirens penisilin turun, sehingga kerja penisilin lebih panjang.

c. Perubahan pH urin
Bila terjadi perubahan pH urin maka akan menyebabkan perubahan klirens ginjal. Jika harga pH urin naik akan meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat asam lemah, sedangkan jika harga pH turun akan meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat basa lemah.
Contoh: pemberian pseudoefedrin (obat basa lemah) diberikan bersamaan ammonium klorida maka akan meningkatkan ekskersi pseudoefedrin. Terjadi ammonium klorida akan mengasamkan urin sehingga terjadi peningkatan ionisasi pseudorfedrin dan eliminasi dari pseudoefedrin juga meningkat.





    BEBERAPA CONTOH INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT

•    INTERAKSI OBAT PADA PENGOBATAN INFEKSI BEKTERI (INTERAKSI ANTIBIOTIKA)

o    Aminoklikosida – Antibiotika sefalosporin
Efek samping merugikan dari masing-masing obat dapat meningkat.
Akibatnya ; ginjal mungkin rusak. Gejala yang dilaporkan : pengeluaran air kemih berkurang,ada darah dalam air kemih,rasa haus yang berkelebihan,hilang nefsu makan,pusing,mengantuk dan mual.

o    Aminoglikosida – Digoksin (Lanoxin)
Efek digoksin dapat berkurang .Digoksin digunakan untuk mengobati layu jantung dan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak teratur .
Akibatnya ; kelainan jantung mungkin tidak terkendali dengan baik.
Catatan ; Hanya aminoglikosida neomisin (Mycifradin,Neobiotic) yang berinteraksi.

o    Sefalosporin – Kloramfenikol (Chloromycetin, Mychel
Kombinasi ini dapat menekan sumsum tulang belakang secara berlebihan. Gejala yang dilaporkan ; sakit tenggorokan ,demam,kedinginan,tukak mulut,perdarahan atau memar di seluruh tubuh ,tinja hitam pekat dan kehilangan tenaga yang tidak lazim. Kloramfenikol diberikan untuk infeksi yang berbahaya,yang tidak cocok bila diobati dengan antibiotika lain yang kurang begitu efektif.


•    INTERAKSI OBAT PADA PENANGANAN KELAINAN JANTUNG

o    Obat angina /antiaritmika – Diuretika
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun terlalu rendah.
Akibatnya ; Hipotensi postural dengan gejala yang menyertainya: pusing,lemah,pingsan,penurunan tekanan darah yang hebat dapat menyebabkan kejang dan syok. Diuretika menghilangkan kelebihan cairan dari tubuh dan digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan layu jantung.

o    Disopiramida (Norpace) – Biperiden (Akineton)
Kombinasi ini dapat menimbulkan efek antikolinergik yang berlebihan.
Akibatnya ; Mulut kering,penglihatan kabur,pusing,nanar,rasa tak enak pada lambung,sembelit,kencing sulit,mungkin timbul psikosis toksik (disorientasi,agitasi,meracau) sikrimin digunakan untuk mengendalikan tremor akibat penyakit perkinson atau akibat pengobatan dengan antipsikotika.



o    Disopiramida (Norpace) – Fenitoin (Dilantin)
Efek disopiramida dapat berkurang . Akibatnya ; denyut jantung yang tak teratur dapat dikendalikan dengan baik. Fenitoin digunakan untuk mengendalikan kejang pada kelainan seperti ayan. Obat lain yang mirip fenitoin juga berinteraksi ,misalnya mesantoin (mefinitoin) dan peganone (etotoin).



•    INTERAKSI PADA PENANGANAN AYAN DAN KEJANG

o    Fenitoin (Dilantin) – Trimetadion (Tridione)
Efek trimetadion dapat berkurang. Trimetadion juga merupakan antikonvulsan yang digunakan untuk mengendalikan serangan jantung.
Akibatnya ; Kemampuan mengendalikan serangan kejang dapat hilang kecuali jika dosis disesuaikan .Karena kedua obat merupakan depresan system saraf pusat,amati terjadinya gejala akibat depresi berlebihan : mengantuk,pusing,nanar,dan hilang kewaspsadaan mental.

o    Primidon (Mysoline) – Fenitoin (Dilantin)
Efek fenitoin dapat berkurang . Fenitoin juga meripakan antikonvulsan yang digunakan untuk mengendalikan kejang . Akibatnya ; serangan kejang tak dapat dikendalikan sesuai dengan yang dikehendaki. Interaksi ini beragam,bergantung pada perorangan. Pada beberapa pasien efek fenitoin dapat bertambah jika dosis primidon meningkat; pada pasien lain efek primidon yang meningkat.

o    Fenitoin (Dilantin) – Metilfenidat (Ritalin)
Efek fenitoin dapat meningkat. Akibatnya ; efek samping yang merugikan mungkin terjadi akibat terlalu banyak fenitoin. Gejala yang dilaporkan antara lain gangguan penglihan,nanar. Metilfenidat digunakan untuk menanggulangi perilaku hiperkinetik serta gangguan belajar pada anak-anak ,narkolepsi,depresi ringan ,acuh tak acuh atau pikun.



III. INTERAKSI OBAT DENGAN KOSMETIK

Interaksi obat pada kulit terhadap bahan pengawet ,dalam hal ini bahan pengawet yang terdapat di dalam kosmetika dan obat-obat oles ,dapat berupa dermatitis (eksema) dengan tanda-tanda kulit kering ,bersisik,merah ,berlempuh sampai basah atau retak-retaknya kulit. Reaksi bisa ringan atau berat dan biasanya disertai dengan rasa terbakar dan gatal.
Reaksi dapat timbul sebagai urtika atau kadang-kadang berupa pembengkakan lokal. Sering terjadi timbulnya reaksi kulit pada pemakaian pertama kali dari obat oles atau kosmetika pada kulit yang terluka atau sedang mengalami iritasi.
Interaksi obat pada penyalahgunaan kosmetik dimana kulit yang wajah yang sensitif cepat sekali memberikan reaksi iritasi jika salah dalam merawatnya. Biasanya,kulit wajah yang sensitive akan cepat memerah jika kosmetika yang dipakai tidak cocok. Terasa pedih dan kemudian akan muncul bimtik-bintik merah yang mengakibatkan kulit menjadi mudah teriritasi . Alkohol yang terkandung dalam kosmetik biasanya sering menyebabkan iritasi.
Iritan adalah substansi yang akan menginduksi dermatitis pada setiap orang jika terpapar pada kulit ; pada konsentrasi yang cukup,pada waktu yang sufisien dengan frekuensi yang sufisien. Masing-masing individu memiliki predisposisi yang berbeda terhadap berbagai iritan,tetapi jumlah yang rendah dari iritan menurunkan dan secara bertahap mencegah kecenderungan untuk meninduksi dermatitis.
Zat-zat iritan mempunyai efek eritem,mengeringkan dan peeling,zat-zat iritan golongan kemikal ,zat ini dapat dalam bentuk larutan,bedak kocok,kompres,pasta,krem,dan bahan pembersih (cleansing preparation).
1.     Sulfur
 Dapat berupa unsure (elemental) sulfur atau ikatan (compound) sulfur. Menurut Mills   dan Kligman (1972) untuk sulfur bersifat komedogenik.
2. Resorsin
    Konsentrasi resorsin 1-10 %,pemakaian bahan ini berkurang setelah dikenal benzoil perokaida
3. Asam Salisilat
    Asam salisilat selain sebagai iritan juga mempunyai sifat keratolitik pada konsentrasi diatas 3 %.
4. Asam Vitamin A (Asam retionik,tretinoin) mempunyai efek sebagai iritan
5. Benzoil peroksida ,mempunyai efek sebagai iritan

Anti Iritasi merupakan aspek vital dari formula perawatan kulit. Apapun penyebabnya ,iritasi adalah permasalan untuk semua jenis kulit ,namun sangat sulit untuk dihindari,apakah itu Karena matahari,kerusakan oksidatif dari polusi,atau dari produk perawatan kulit yang digunakan ,iritasi dapat menjadi permasalahan terus menerus dari kulit. Ironisnya,bahkan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti zat-zat tbir surya,pengawet,exofilant kulit ,dan zat-zat pembersih dapat menyebabkan iritasi . Bahan-bahan lain seperti pewangi,menthol, dan ekstrak tanaman yang menyebabkan kulit sensitif adalah penyebab utama iritasi dan umumnya tidak memberikan hasil yang menguntungkan bagi kulit ,jadi pengunaan zat-zat ini tidak berguna,setidaknya jika serius ingin menciptakan dan mempertahankan kulit yang sehat.
Anti Iritasi sangat membantu karena memberikan waktu penyembuhan bagi kulit dan mengurangi permasalahan oksidatif dan sumber kerusakan eksternal .Anti iritasi seperti metil salisilat bekerja sebagai anti iritan lokal dan mampu berpenetrasi sehingga menghasilkan efek analgesis.

Upaya pengobatan dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah menyingkirkan pajanan bahan iritan,baik yang bersifat mekanik,fisik maupun kimiawi. Bila hal ini dapat dilaksanakan dengan sempurna,dan tidak terjadi komplikasi,maka dermatitis iritan tersebut akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan topikal ,mungkin cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering. Apila diperlukan,untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topical,misalnya hodrokortison atau untuk kelainan yang kronis bisa diawali dengan kortikosteroid yang lebih kuat. Pemakaian alat pelindung yang adekuat diperlukan bagi mereka yang bekerja dengan bahan iritan,untuk mencegah kontak dengan bahan tersebut.
Interaksi Obat Acne Vulgaris Pada Penanganan Lesi Inflamasi dan Komedo Tertutup dan Terbuka
Cara Kerja Obat :
Tretinoin bekerja dengan mengeliminasi peningkatan keratinisasi dan penebalan epitel folikel dengan cara mempercepat pergantian sel. Clindamycin phospate bekerja dengan menghambat produksi enzim dan inflamasi atau aktivitas oleh P. acnes pada sebum.
Interaksi Obat :
- Dengan sabun atau kosmetik yang mengandung obat atau bersifat abrasive.
- Cleanser atau preparat jerawat yang mengandung peeling agent seperti resorcinol,     salicylic acid, sulfur.
- Preparat topikal yang mengandung alkohol seperti after-shave lotion, astringent, perfumed toiletris, shaving cream atau lotion.
- Kosmetik atau sabun yang mempunyai sifat mengeringkan.
- Dengan produk untuk rambut seperti semir rambut atau penghilang bulu.
- Obat-obat yang membuat fotosensitif seperti fluoroquinolone, phenothiazine, sulfonamide, thiazide diuretic.



2 komentar:

  1. a. struktur obat
    b.rumus molekul
    c.pemerian
    d.bobotmolekul
    2.a. titik lebur
    b. pka
    c. koefisien partisi
    d. stabilitas
    e. kelarutan
    f. bentuk kristal
    III farnakokinetik
    IV farmakodinamik
    V produk inovator
    VI Produk kompetitor
    VIIFormula teoritis
    IX cara
    X evaluasi

    BalasHapus
  2. o Sefalosporin – Kloramfenikol (Chloromycetin, Mychel
    Kombinasi ini dapat menekan sumsum tulang belakang secara berlebihan. Gejala yang dilaporkan ; sakit tenggorokan ,demam,kedinginan,tukak mulut,perdarahan atau memar di seluruh tubuh ,tinja hitam pekat dan kehilangan tenaga yang tidak lazim. Kloramfenikol diberikan untuk infeksi yang berbahaya,yang tidak cocok bila diobati dengan antibiotika lain yang kurang begitu efektif.
    boleh tau..ini sumber nya di dapat dari buku apa ya?

    BalasHapus